Ceritaku kali ini dimulai dari bulan januari. Aku menyukai seseorang. Sebelum hari itu, Fardi temanku sudah mulai mengejekku. Sebenarnya sih aku udah biasa diejek dia habis-habisan. Di saat Bapaknya meninggal aku merasa sangat sedih tapi di depan teman-temanku, aku pura-pura tak peduli, semakin lama dia mengejekku semakin senang aku melihat dia tertawa. Aku tak peduli dia menertawaiku, aku selalu merasa senang jika dia senang. Aslinya aku tak tahu jika perasaanku terhadapnya mulai berubah. Ada sebuah getaran di hatiku di saat aku berada di dekat dia.
Akulah yang setia mengirimi dia sebuah surat, dengan kata-kata yang indah. Memberinya permen, cokelat dan segalanya. Aku tak ingin Fardi mengetahui kalau aku suka sama dia. Aku takut terluka jikalau aku mengetahui bahwa dia tak suka padaku, tapi akhirnya aku berubah pikiran aku memberinya kertas yang berisi kalimat bahwa aku menyukainya dan diakhiri dengan “dari: Dilla”
Ya, Dilla itulah namaku. Saat dia mengobrol dengan teman-teman ternyata sahabatku Nahsya mendengarkan, dan dia berkata padaku bahwa tadi Fardi bercerita kepada teman-temannya kalau aku menyukainya. Aku sakit hati. Aku tak tahu jika Fardi setega itu denganku. Aku pun berada di antara suka dan benci dengan Fardi. Hanya ada satu ide di pikiranku. Mengerjainya dengan menumpahkan air ke dalam tasnya. Bahkan Nahsya, Yaris dan Sally tiga sahabatku itu kaget aku melakukan itu.
Semenjak Fardi tahu kalau aku suka sama dia, dia mulai menjauhiku, tak pernah mengejekku. Aku berniat melupakan Fardi, tapi semakin ku melupakannya semakin sakit yang kurasakan. Seperti biasa aku tak bisa melupakannya. Tuhan tak mendukungku.
Pada pagi ini Yaris bercerita padaku. Tadi malam dia chat di facebook dengan Rian. Yaris bertanya,
“Rian kamu tahu gak Riki suka sma siapa? Fardi suka sma siapa?” Rian menjawab.
“kalau Riki suka sama Tami, kalau Fardi suka sama Dilla.” Aku yang mendengarkan semenjak tadi. Tak percaya dan merasa bahwa Rian itu adalah pembohong.
“Rian kamu tahu gak Riki suka sma siapa? Fardi suka sma siapa?” Rian menjawab.
“kalau Riki suka sama Tami, kalau Fardi suka sama Dilla.” Aku yang mendengarkan semenjak tadi. Tak percaya dan merasa bahwa Rian itu adalah pembohong.
Ya, tuhan sampai kapan aku harus begini? Bentar lagi aku perpisahan. Haruskah aku meninggalkannya dengan penuh tanda tanya? Kenapa Fardi tampak tak menyukaiku tuhan? Mengapa Fardi selalu buang muka di saat ku melihatnya ya tuhan? Fardi sesungguhnya kamu harus tahu masih banyak pertanyaanku yang belum terjawab. Bahkan waktu tak dapat menjawabku. Waktu akan memisahkan kita sebelum menjawab pertanyaanku.
Aku bingung dengan pertanyaanku. Apakah aku telah menyukai orang yang salah? atau salahkah aku telah menyukainya? Mungkin aku tak pantas untuknya. Aku berharap kau mengerti, Fardi.
seru banget cerpennya bagus kak
BalasHapusolx mobil bekas batam